Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Papua Turun, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) Meningkat

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Papua Turun, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) Meningkat

JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat adanya fenomena menarik dalam sektor perhotelan daerah. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Papua selama Agustus 2025 menurun menjadi 42,10 persen, turun tipis 0,11 poin dibandingkan Juli 2025 yang sebesar 42,21 persen. Namun, di sisi lain, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) justru meningkat menjadi 1,92 hari, naik 0,08 poin dari bulan sebelumnya.

Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana H. Carolina, SE, MM, menjelaskan bahwa kondisi ini menggambarkan adanya perubahan pola perilaku wisatawan di Papua. “Penurunan TPK menunjukkan jumlah wisatawan yang menginap berkurang, tetapi kenaikan RLMT menunjukkan bahwa tamu yang datang cenderung menghabiskan waktu lebih lama di tempat akomodasi mereka,” ujar Carolina dalam rilis resmi BPS Papua.

Berdasarkan data BPS, penurunan tingkat hunian terdalam terjadi pada hotel bintang satu yang turun hingga 2,60 poin menjadi 26,81 persen. Sebaliknya, hotel bintang empat masih menunjukkan ketahanan dengan tingkat hunian 45,45 persen, sedikit meningkat 0,15 poin dibanding bulan sebelumnya.

Secara tahunan, kondisi TPK hotel bintang di Papua pada Agustus 2025 turun cukup signifikan, yakni 6,81 poin dibanding Agustus 2024. Penurunan terbesar tercatat pada hotel bintang satu dan bintang tiga, masing-masing anjlok 15,04 poin dan 14,10 poin. Hanya hotel bintang dua yang mencatatkan kenaikan sebesar 2,96 poin dibanding tahun lalu.

Sementara itu, dari sisi lama tinggal, tamu hotel bintang tiga dan bintang empat justru menunjukkan peningkatan lama menginap masing-masing sebesar 0,03 poin dan 0,10 poin. Artinya, wisatawan yang datang memilih untuk memperpanjang masa inap mereka di fasilitas dengan kualitas yang lebih baik.

Kenaikan RLMT dari 1,84 hari pada Juli menjadi 1,92 hari di Agustus 2025 juga lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 1,72 hari. “Kenaikan ini bisa menjadi indikasi adanya pergeseran jenis wisatawan yang datang, dari pelancong singkat menjadi pengunjung yang lebih lama, mungkin karena alasan bisnis, kegiatan pemerintahan, atau wisata yang lebih mendalam,” jelas Carolina.

Menurut dia, kondisi ini menjadi tanda bahwa meskipun jumlah pengunjung menurun, sektor akomodasi masih memiliki daya tahan melalui peningkatan lama tinggal tamu. Tren ini juga memberi sinyal kepada pelaku usaha pariwisata untuk memperkuat layanan jangka panjang dan menciptakan pengalaman menginap yang lebih berkesan bagi wisatawan yang memilih bertahan lebih lama di Papua. (joe)

Posting Komentar

0 Komentar