Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Sri Sultan Hamengkubuwono X Sampaikan Belasungkawa atas Wafatnya Pakubuwono XIII, Bentuk Persaudaraan Dua Keraton Mataraman

YOGYAKARTA, Olemah.com — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang berpulang pada Minggu Pon, 2 November 2025 atau bertepatan dengan 11 Jumadilawal Dal 1959 dalam penanggalan Jawa.

Almarhum wafat pada usia 77 tahun.

“Saya menyampaikan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya, baik atas nama pribadi, keluarga besar, maupun Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta kepada keluarga besar Kasunanan Surakarta,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X di Yogyakarta, Senin (3/11/2025).

 Sri Sultan Akan Melayat ke Surakarta

Sri Sultan mengonfirmasi bahwa dirinya berencana melayat langsung ke Surakarta pada Selasa (4/11/2025) untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum Pakubuwono XIII.

Kehadiran Sri Sultan Hamengkubuwono X ini menjadi simbol kuat solidaritas dan persaudaraan budaya antara dua kerajaan Mataraman, yakni Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, yang memiliki akar sejarah dan tradisi yang sama sejak masa Mataram Islam.

“Hubungan dua keraton ini bukan hanya soal budaya, tapi juga soal ikatan sejarah dan spiritual. Mangkatnya Pakubuwono XIII adalah kehilangan besar bagi seluruh masyarakat Jawa,” ujar seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta.

 Keraton Yogyakarta Hentikan Pertunjukan Gamelan

Sebagai wujud penghormatan atas wafatnya Sinuhun Pakubuwono XIII, Keraton Yogyakarta meniadakan seluruh kegiatan budaya yang bersifat hiburan.

Termasuk di antaranya pementasan paket wisata Srimanganti (suwuk) dan pembunyian gamelan yang ditangguhkan hingga seluruh prosesi pemakaman di Surakarta selesai dilaksanakan.

Kebijakan ini merupakan tradisi luhur yang telah dijaga turun-temurun, di mana Keraton Yogyakarta selalu menunjukkan rasa duka dan solidaritas kepada kerabat keraton Mataraman lain ketika terjadi peristiwa kemangkatan.

“Dalam adat keraton, setiap kabar duka dari Surakarta akan disambut dengan penghormatan penuh. Kami menangguhkan gamelan dan kegiatan seni hingga seluruh prosesi selesai, sebagai tanda duka dan penghormatan,” ungkap seorang abdi dalem bagian budaya.

Makna Kultural: Simbol Persaudaraan Abadi Mataraman

Wafatnya Pakubuwono XIII tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Kasunanan Surakarta, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Jawa dan Nusantara yang menghormati nilai-nilai luhur budaya keraton.

Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, meski kini berada dalam dua wilayah pemerintahan berbeda, tetap menjaga ikatan budaya, spiritual, dan moralitas Mataraman — warisan leluhur yang menekankan kesantunan, kesabaran, dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan.

“Hubungan dua keraton ini adalah simbol persatuan budaya Jawa yang tidak akan pudar oleh waktu,” demikian disampaikan pihak Humas Keraton Yogyakarta.


Sumber : BeritaSatu

Editor : Redaksi Olemah

Website : www.olemah.com

Diterbitkan : 03 November 2025

Posting Komentar

0 Komentar