Seruan tersebut disampaikan Samuel Wetapo pada Kamis, bertepatan dengan memasuki bulan Desember, yang bagi umat Kristiani merupakan masa penuh makna rohani untuk mempersiapkan diri menyambut kelahiran Yesus Kristus.
“Saat ini kita sudah memasuki bulan Natal. Saya meminta dengan hormat kepada kedua belah pihak, baik TNI–Polri maupun TPNPB–OPM, untuk menghentikan penyerangan dan penembakan, terutama di rumah-rumah warga. Mari kita beri ruang bagi masyarakat untuk merayakan Natal dengan aman dan damai,” ujar Samuel Wetapo.
Menurutnya, konflik bersenjata yang terus terjadi hanya akan memperpanjang penderitaan masyarakat sipil, khususnya perempuan, anak-anak, dan orang tua yang tidak terlibat dalam konflik apa pun. Ia menegaskan bahwa rumah warga bukan medan perang, dan keselamatan rakyat harus menjadi prioritas utama semua pihak.
Samuel juga mengingatkan bahwa Natal adalah momentum iman, kasih, dan perdamaian yang seharusnya dihormati oleh siapa pun.
“Natal adalah bulan damai bagi seluruh umat manusia. Jangan lagi ada pertumpahan darah di tanah ini. Kita mau rayakan Natal dulu dengan tenang, aman, dan penuh sukacita,” tegasnya.
Sebagai pimpinan Komisi I yang membidangi pemerintahan, hukum, dan keamanan, Samuel Wetapo berharap seruan ini dapat menjadi awal meredanya ketegangan di Yahukimo dan wilayah Papua Pegunungan secara luas, sehingga masyarakat dapat menjalani ibadah dan perayaan Natal tanpa rasa takut.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan pemuda untuk bersama-sama mendoakan Papua agar diberi jalan damai dan kebijaksanaan bagi semua pihak.
“Damai itu mahal, tetapi jauh lebih berharga daripada konflik yang terus memakan korban,” pungkasnya.
Sumber : Kaki Abu
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 14 Desember 2025

0 Komentar