Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Belanja Senjata Dunia Tembus 2,72 Triliun Dolar AS di 2024, Indonesia Alami Penurunan Tipis



Jakarta, Olemah.com — Penjualan senjata global melonjak tajam hingga mencapai 2,72 triliun dolar AS pada tahun 2024. Lonjakan ini didorong oleh konflik berkepanjangan di Ukraina dan Gaza, serta meningkatnya belanja pertahanan sejumlah negara, demikian menurut laporan terbaru Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dirilis pada Senin, 28 April 2025.

Menurut SIPRI, peningkatan penjualan senjata tercatat di seluruh kawasan dunia, terutama di Eropa dan Timur Tengah. Lembaga berbasis di Swedia itu mengidentifikasi empat faktor utama yang mendorong lonjakan ini: perang di Ukraina, konflik di Timur Tengah, serta peningkatan kapasitas pertahanan di negara-negara Eropa akibat kekhawatiran terhadap komitmen Amerika Serikat dalam aliansi pertahanan NATO.

Belanja militer Eropa naik signifikan sebesar 17 persen, melampaui rekor tertinggi sejak berakhirnya Perang Dingin. Rusia mencatat lonjakan pengeluaran terbesar dengan total belanja militer mencapai 149 miliar dolar AS, meningkat 38 persen dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, Ukraina mencatatkan pertumbuhan pengeluaran militer sebesar 2,9 persen menjadi 64,7 miliar dolar AS — setara dengan 43 persen dari pengeluaran militer Rusia. Dengan proporsi 35 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), Ukraina tercatat sebagai negara dengan beban militer terbesar di dunia pada tahun 2024.

Di kawasan Timur Tengah, Israel menjadi negara dengan peningkatan pengeluaran militer paling tajam. Pada tahun 2025, Israel membelanjakan sekitar 46,5 miliar dolar AS untuk pembelian alutsista, melonjak 65 persen dibandingkan enam tahun sebelumnya.

Secara global, Amerika Serikat tetap menjadi negara dengan anggaran pertahanan terbesar, mencatatkan kenaikan 5,7 persen menjadi 997 miliar dolar AS. Disusul oleh China yang menempati posisi kedua dengan total belanja militer sebesar 314 miliar dolar AS, naik 7 persen dibandingkan tahun 2023. Belanja militer China ini setara dengan 50 persen dari seluruh pengeluaran pertahanan di Asia dan Oseania.

Bagaimana dengan Indonesia?

Berbeda dengan tren global, Indonesia justru mengalami sedikit penurunan dalam belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista). Data yang dipublikasikan menunjukkan total belanja alutsista Indonesia pada 2024 mencapai 11 miliar dolar AS, atau setara dengan sekitar 180 triliun rupiah, turun tipis sebesar 0,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 201 Tahun 2024 tentang rincian APBN, alokasi anggaran untuk Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tahun 2025 mencapai 196,26 triliun rupiah. Anggaran ini terbagi untuk belanja pegawai sebesar 54,73 triliun rupiah, belanja barang sebesar 48,59 triliun rupiah, dan belanja modal sebesar 62,93 triliun rupiah. Belanja yang bersifat administratif dikategorikan dalam pos belanja barang.

Meskipun pemerintah menginstruksikan penghematan anggaran, Kemenhan memastikan bahwa alokasi untuk pembelian alutsista tetap aman, sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Fokus utama tetap pada menjaga kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa di tengah dinamika keamanan global yang kian kompleks. Namun, hingga kini Kemenhan belum merinci lebih jauh besaran khusus anggaran untuk pembelian alutsista di tahun berjalan.

Belum redanya konflik dan perang bersenjata di berbagai belahan dunia diperkirakan akan terus mendorong pertumbuhan industri senjata global dalam waktu dekat.
(Sumber Berita: Kompas.Id)

Posting Komentar

0 Komentar