Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Wakil Gubernur Papua Pegunungan Tegur Keras Wali Kota Jayapura: "Papua Boleh Terbagi, Tapi Orang Papua Jangan Pecah"

 

WAMENA, OLEMAH.COM – Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Dr. Ones Pahabol, angkat bicara menanggapi pernyataan kontroversial Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, yang menyebut aksi demo dan pemalangan jalan di Kota Jayapura bukan dilakukan oleh masyarakat Port Numbay, melainkan oleh “orang gunung”. Pernyataan ini menuai polemik dan dinilai berpotensi memecah belah masyarakat Papua.

Dalam keterangan persnya kepada media, Dr. Pahabol menegaskan pentingnya menjaga persatuan orang asli Papua di tengah dinamika pemekaran wilayah. Ia menyebut, meskipun Papua kini terbagi menjadi enam provinsi, masyarakat Papua harus tetap satu dalam budaya, identitas, dan semangat kebersamaan.

"Saya bicara dari kesatuan tubuh orang Papua. Papua boleh dipecah menjadi enam provinsi, tapi orang Papua jangan sampai terpecah. Kita satu, satu budaya, satu DNA, satu rumah," tegas Pahabol.

Kritik Keras terhadap Wali Kota Jayapura

Menanggapi pernyataan Abisai Rollo, Dr. Pahabol menyayangkan sikap tersebut dan menyebutnya sebagai narasi kepemimpinan yang tidak bijak.

"Seorang pemimpin harus bijak dan berhikmat. Tidak boleh membangun narasi yang menyakiti dan memecah orang Papua yang satu kultur. Itu tidak layak keluar dari seorang kepala daerah, apalagi tokoh adat," ujarnya.

Menurut Pahabol, para pemimpin Papua seharusnya meneladani tokoh-tokoh besar yang pernah memimpin dengan semangat persatuan, seperti Barnabas Suebu, John Ibo, Henock Ibo, mendiang Lukas Enembe, dan Wellington Wenda.

Ia juga memberikan apresiasi terhadap mantan Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, yang dinilainya sebagai pemimpin inklusif.

"Tomi Mano merangkul semua suku. Saya dukung sepenuhnya ucapannya saat menyambut Yunus Wonda sebagai Bupati Jayapura. Itulah pemimpin berhikmat dan tahu menempatkan diri sebagai anak Papua," tambahnya.

Soal Warga PNG di Skouw: “Pendekatannya Harus Adat, Bukan Sekadar Administrasi”

Terkait pernyataan Wali Kota Jayapura yang meminta warga asal Papua Nugini (PNG) di Skouw untuk kembali ke negaranya, Pahabol meminta agar pendekatan yang digunakan harus mempertimbangkan nilai sejarah dan adat.

"Kita bicara bukan hanya soal batas negara, tapi juga batas adat. Jangan sampai pemimpin mengusir sesama tanpa memahami konteks sejarah dan adat," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa dalam spiritualitas, semua manusia adalah pendatang di dunia. Maka, tidak pantas seorang pemimpin bersikap eksklusif terhadap sesama manusia.

Bangun Papua dari Kultur dan Spiritualitas

Pahabol juga menyerukan agar para pemimpin Papua membangun narasi yang mempersatukan, bukan memecah belah. Menurutnya, dua fondasi utama yang harus dipegang setiap pemimpin Papua adalah kultur dan spiritualitas.

"Kami manusia Papua adalah satu ras – Melanesia. Dari Sorong sampai Merauke, dari gunung hingga pantai, kita adalah satu," tandasnya.

Jayapura Adalah Rumah Bersama

Sebagai penutup, Dr. Ones Pahabol mengingatkan bahwa Jayapura adalah wajah dan rumah bersama bagi seluruh orang Papua.

"Cenderawasih itu hanya ada di Papua. Kasuari pun hanya ada di tanah ini. Jayapura adalah rumah kita semua. Jangan rusak dengan narasi sempit dan sektarian," tegasnya.

"Papua boleh terbagi, tapi orang Papua jangan sampai pecah. Kalau kita utuh, kita kuat untuk membangun tanah Papua," pungkasnya.


Editor : Redaksi Olemah

Website         : www.olemah.com

Diterbitkan : 19 Juni 2025


Posting Komentar

0 Komentar