“Bibit ini memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot atau sekitar 65 kilometer per jam, dengan tekanan minimum 1000 hektopaskal,” jelas Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/4/2025).
BMKG memprediksi bahwa dalam waktu 24 hingga 48 jam ke depan, sistem cuaca ini akan terus menguat dan bergerak ke arah barat daya, menuju perairan selatan Pulau Timor mendekati wilayah utara Australia. Jika berkembang menjadi siklon tropis, penamaannya akan dilakukan oleh otoritas meteorologi Australia, mengingat wilayahnya berada dalam zona tanggung jawab mereka.
Dampak Langsung ke Indonesia Timur
Meski pusat sistem bergerak menjauhi Indonesia, keberadaan Bibit Siklon Tropis 96S berdampak langsung pada cuaca di wilayah timur Indonesia, terutama pada 12–13 April 2025. BMKG memperkirakan potensi hujan sedang hingga lebat akan terjadi di:
• Nusa Tenggara Timur, khususnya Pulau Timor
• Maluku bagian selatan, termasuk Kepulauan Sermata dan Leti
Selain itu, angin kencang dan gelombang laut tinggi juga berpotensi melanda sejumlah wilayah perairan, seperti:
• Laut Arafuru bagian barat
• Perairan Kepulauan Leti-Babar
• Perairan Pulau Sawu hingga Kupang–Pulau Rote
(dengan tinggi gelombang 1,25–2,5 meter atau kategori sedang)
Sementara itu, gelombang tinggi antara 2,5–4 meter (kategori tinggi) kemungkinan terjadi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur.
Fenomena Cuaca Global Pengaruhi Kondisi Atmosfer
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa kondisi atmosfer Indonesia dalam sepekan ke depan dipengaruhi oleh berbagai fenomena cuaca global dan regional. Beberapa di antaranya adalah:
• Madden-Julian Oscillation (MJO) yang aktif secara spasial
• Gelombang Rossby dan Kelvin
• Dinamika Low Frequency yang intens di wilayah timur dan selatan Indonesia
“Kami juga mengamati adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatra Barat dan perairan barat daya Banten, yang memicu terbentuknya daerah konvergensi dari Bengkulu hingga Lampung dan dari Jawa Timur hingga Jawa Barat,” ujarnya.
Imbauan Kewaspadaan dari BMKG
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah timur Indonesia dan pesisir selatan Nusa Tenggara Timur, untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Potensi hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi bisa mengganggu aktivitas sehari-hari serta berisiko terhadap keselamatan pelayaran dan penerbangan.
BMKG juga terus memantau perkembangan bibit siklon ini dan akan memberikan pembaruan informasi secara berkala. Masyarakat diimbau untuk selalu mengakses informasi resmi dari BMKG melalui kanal daring, media sosial, maupun aplikasi resmi guna menghindari informasi hoaks.
(sumber Berita: TEMPO.CO)
0 Komentar