Dalam rangka peringatan Hardiknas ini, Harian Kompas bekerja sama dengan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Lima P Indonesia, dan Bakti Kominfo menggelar acara bertajuk Tangkal Hoaks dan Virus Disinformasi yang diadakan pada Jumat, 2 Mei 2025. Acara ini ditujukan bagi para guru SMA dan SMK se-Jabodetabek, guna mendorong pentingnya penguasaan literasi digital sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan bentuk kesadaran bersama akan pentingnya membangun keadaban publik. “Ada tiga pilar yang harus kita jaga bersama: negara, dunia bisnis, dan masyarakat warga. Ketiganya harus menjalankan fungsinya dengan benar agar kita tidak terjebak dalam kebohongan dan informasi yang menyesatkan,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Subdirektorat Pengendalian Konten, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Kominfo), sepanjang tahun 2024 tercatat 1.923 konten hoaks yang tersebar di berbagai platform digital. Hoaks ini mencakup isu politik, kesehatan, bencana, hingga pendidikan.
Sebagai respons, Kominfo mengusung Empat Pilar Literasi Digital, yakni:
1.Cakap Digital
2.Aman Digital
3.Budaya Digital
4.Etika Digital
Sementara itu, Rosarita Niken Widiastuti, Widyaiswara Utama di Kominfo, mengingatkan bahwa meski internet memiliki banyak kelebihan dan manfaat luar biasa, terdapat pula sisi negatif yang harus diwaspadai. “Sebagai guru dan kepala sekolah, Anda adalah garda terdepan dalam membekali siswa dengan literasi digital yang baik,” tegasnya.
Boni Pujianto, Kepala BPSDM Komunikasi dan Digital, menambahkan bahwa jumlah talenta digital di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lain. “Akibatnya, kita lebih banyak menjadi pasar digital dibanding pencipta teknologi digital,” katanya.
Senada dengan itu, Damar Yuniarto, Direktur Kognisi Kominfo, menyatakan bahwa penting bagi setiap individu, khususnya pendidik, untuk memahami teknologi dan cara mengelolanya. Tanpa pemahaman tersebut, Indonesia berpotensi tertinggal dalam arus kemajuan teknologi global.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat literasi digital di kalangan guru, Kompas akan menyerahkan 7.700 akses langganan Kompas.ID kepada guru-guru di Jabodetabek. Tahap pertama dimulai dengan distribusi akses bagi guru-guru sekolah Katolik, sementara tahap selanjutnya akan difasilitasi oleh organisasi Ma'arif NU.
“Kenapa Kompas memberikan akses gratis? Karena kami ingin menjadikan guru sebagai ujung tombak penyebaran informasi yang benar. Bersama guru, kita ingin melindungi generasi muda dari gelombang disinformasi yang dapat merusak cara berpikir dan nilai mereka,” ujar perwakilan Kompas dalam acara tersebut.
Dengan inisiatif ini, para guru diharapkan dapat menjadi benteng pertama dalam melindungi siswa dari hoaks, serta menumbuhkan sikap kritis dan bijak dalam bermedia digital.
(Sumber Berita: Kompas.id)
0 Komentar