Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pembukaan festival tahun ini dilakukan dengan ritual pemanahan anak panah sebagai tanda dimulainya acara, menggantikan tradisi pukulan toki tipa.
Pesan Bupati: Lestarikan Budaya Positif, Tinggalkan Praktik yang Salah
Dalam sambutannya, Bupati Yahuli menegaskan bahwa tidak semua kebiasaan lama harus ditinggalkan. Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk memilah tradisi yang memiliki nilai positif dan tetap relevan dengan perkembangan zaman.
“Ada yang bilang kita ketinggalan zaman. Tidak. Budaya kita harus dilestarikan. Tapi kita harus tahu mana yang boleh dipertahankan dan mana yang harus ditinggalkan. Yang harus dihapus adalah penyembahan berhala, karena itu bukan budaya kita. Itu sudah dihilangkan ketika Injil masuk,” tegas Bupati Yahuli.
Ia mencontohkan, kebiasaan tradisional seperti minum air dari wadah alami yang terbuat dari buah atau tanaman lokal adalah warisan yang layak dijaga. Bupati juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendidik anak-anak dengan sungguh-sungguh, membiasakan mereka membaca Kitab Suci, dan menanamkan nilai-nilai budaya yang membangun.
Partisipasi Festival Tahun Ini Turun
Meski dibuka dengan penuh semangat, partisipasi masyarakat pada Festival Budaya 12 Suku tahun ini terlihat menurun dibandingkan tahun 2024. Dari 12 suku yang diundang, hanya sebagian yang hadir. Beberapa warga bahkan mengaku heran dengan sepinya acara.
“Tahun lalu ramai sekali, tapi tahun ini berbeda. Yang datang dari 12 suku tidak sampai delapan,” ungkap seorang warga.
Salah satu ASN yang hadir juga mengaku jumlah pelajar yang ikut serta sangat sedikit.
“Dari satu sekolah hanya sekitar enam siswa dan satu guru. ASN juga tidak banyak hadir seperti tahun lalu,” ujarnya.
Menurutnya, pada 2024 banyak ASN yang hadir karena belum ada pelantikan pejabat baru. Sementara tahun ini, bertepatan dengan HUT RI ke-80, kehadiran ASN dan masyarakat justru berkurang. Beberapa warga khawatir, perayaan 17 Agustus yang jatuh pada hari Minggu juga akan sepi.
Festival Budaya sebagai Identitas dan Daya Tarik Wisata
Festival Budaya 12 Suku Yahukimo merupakan agenda tahunan yang menampilkan beragam tarian adat, musik tradisional, kuliner khas, dan kerajinan tangan. Selain menjadi ajang pelestarian budaya, festival ini juga diharapkan dapat menarik wisatawan ke Yahukimo.
Bupati Yahuli berharap ke depan festival ini dapat dikemas lebih kreatif, melibatkan lebih banyak generasi muda, dan mendapat dukungan penuh dari seluruh masyarakat.
“Budaya adalah jati diri kita. Kalau kita tidak jaga, maka kita akan kehilangan identitas sebagai orang Yahukimo dan Papua Pegunungan,” pungkasnya.
Sumber : Kaki Abu
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 14 Agustus 2025
0 Komentar