NDUGA, Olemah.com – Ketua DPRD Kabupaten Nduga yang juga merupakan Ketua Fraksi Partai Perindo, Leri Gwijangge, S.AP., M.AP., menegaskan bahwa warga pengungsi asal Nduga tidak terlibat dalam aksi penembakan dua aparat keamanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Dalam pernyataan resminya yang disampaikan melalui sambungan WhatsApp pada Kamis (30/5/2025), pada media Suara Papua.Gunung, Leri menyebutkan bahwa aksi penembakan tersebut merupakan tindakan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dipimpin oleh Egianus Kogoya. Ia menegaskan, Egianus adalah seorang kombatan dan bukan bagian dari masyarakat sipil pengungsi Nduga.
"Egianus itu adalah kombatan dengan pemerintah Indonesia, sehingga tidak ada unsur keterlibatan dari warga pengungsi Nduga dalam peristiwa penembakan itu," tegas Leri.
Leri juga menyoroti isu yang berkembang pasca-penyerangan, termasuk wacana pemulangan pengungsi suku Nduga dari Wamena. Informasi ini disebutnya muncul setelah pertemuan MUSPIDA antara Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, DPRP, DPRD Jayawijaya, Dandim 1702, dan Kapolres Jayawijaya. Dalam pertemuan tersebut, disebutkan bahwa akan ada operasi keamanan di lokasi tempat tinggal para pengungsi dan rencana pemulangan mereka ke daerah asal.
“Kalau benar pemerintah menyampaikan hal itu, maka sudah keliru. Wamena adalah rumah kita bersama. Kami orang Nduga punya dasar sejarah yang jelas di Jayawijaya, dan tidak ada satu pun suku atau marga yang bisa mengklaim Jayawijaya milik satu kelompok tertentu,” tegas Leri.
Ia juga memperingatkan agar tidak ada pihak yang memprovokasi atau menyebarkan wacana pengusiran pengungsi Nduga dari Jayawijaya.
“Beberapa marga yang ada di Jayawijaya tidak punya hak untuk mengusir orang Nduga. Jayawijaya adalah milik kita bersama. Kami punya sejarah yang membuktikan itu,” ujarnya.
Terkait tindakan aparat keamanan, Leri berharap agar TNI-Polri lebih mengedepankan pendekatan kemanusiaan dalam penanganan konflik bersenjata di Papua, khususnya di wilayah pengungsian.
“Kalau mau kejar TPNPB silakan, tetapi jangan sampai melakukan operasi terhadap masyarakat sipil tanpa data yang jelas. Masyarakat pengungsi Nduga saat ini masih trauma. Jika dilakukan operasi dari rumah ke rumah, itu akan memperpanjang trauma mereka,” ujarnya.
Lebih lanjut, Leri menyerukan kepada Egianus Kogoya dan kelompok Kodap III Ndugama untuk segera meninggalkan Jayawijaya guna mencegah bertambahnya penderitaan masyarakat sipil.
“Kami tahu masyarakat dari 13 distrik yang telah dikosongkan kini tersebar di Jayawijaya dan beberapa kabupaten tetangga. Mereka diterima dan diberi tempat untuk beraktivitas seperti biasa, meski masih dalam kondisi trauma. Serangan seperti yang terjadi di RS Wamena hanya akan menambah luka dan penderitaan mereka,” katanya.
Sebagai penutup, Leri juga mengingatkan kembali janji Gubernur Papua Pegunungan terkait penarikan pasukan non-organik dari wilayah Nduga dan pemulangan pengungsi.
“Sesuai visi dan misi gubernur, kami minta pemerintah provinsi, DPRP, MRP, serta Pemerintah Kabupaten Nduga untuk segera merealisasikan janji tersebut agar pengungsi bisa kembali dan hidup damai di kampung halaman mereka,” pungkasnya.
(Penulis: Redaksi Olemah)
0 Komentar