Ketua Tim Penanganan Bencana setempat, Yopi Wetapo, menyatakan bahwa musibah tersebut telah menghancurkan sebagian besar kebun dan tanaman pokok milik warga. "Kami, masyarakat di sini, hidup dari hasil kebun. Bencana longsor ini telah merusak seluruh kebun kami, dan sekarang kami sangat menderita," ungkap Yopi dengan nada memohon.
Hujan Lebat Picu Longsor, Masyarakat Kehilangan Mata Pencaharian
Tanah longsor ini diduga kuat dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Samenage selama beberapa hari terakhir. Material longsor yang turun dari lereng Gunung Pemurek menimbun area pertanian yang selama ini menjadi sumber pangan dan penghidupan warga Kampung Astapo dan Notnare.
Dampak dari bencana ini tidak hanya dirasakan secara ekonomi, tetapi juga mengancam ketahanan pangan masyarakat lokal. Warga kini mengalami kesulitan besar karena kehilangan akses terhadap hasil panen yang biasa menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Permohonan Bantuan dari Pemerintah Daerah dan Provinsi
Mewakili seluruh masyarakat terdampak, Yopi Wetapo menyampaikan permohonan bantuan secara resmi kepada Pemerintah Kabupaten Yahukimo dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan. Ia berharap adanya respons cepat dalam bentuk bantuan darurat, pangan, serta dukungan pemulihan lahan pertanian.
"Kami mohon kepada pemerintah untuk turun tangan segera. Kami butuh bantuan makanan, peralatan, dan kalau bisa juga bantuan untuk membuka kembali kebun yang rusak," ujarnya.
Situasi Mendesak: Masyarakat Butuh Perhatian Serius
Peristiwa ini menjadi peringatan serius akan dampak perubahan iklim dan kerentanan ekosistem pegunungan Papua terhadap bencana alam. Selain bantuan logistik, masyarakat berharap pemerintah dapat menurunkan tim teknis untuk menilai risiko longsor lanjutan dan menyediakan lokasi pengungsian sementara jika dibutuhkan.
Sumber : Portal Papua Pikiran Rakyat
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 03 Agustus 2025
0 Komentar