JAYAPURA, Olemah.com — Ribuan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) turun ke jalan di Jayapura, Senin (27/10/2025), dalam aksi damai menolak pembakaran simbol budaya Mahkota Cenderawasih.
Aksi bertajuk “Hutan Papua Dibabat, Manusia Papua Menjerit, Cenderawasih Dibakar – Masihkah Indonesia Punya Nurani untuk Rakyat Papua?” ini menjadi bentuk perlawanan moral terhadap penghinaan terhadap simbol adat Papua.
Sejak pagi, massa berkumpul di tiga titik — Gapura Uncen Atas, Uncen Bawah, dan Expo Waena — lalu bergabung di Perumnas III Waena sekitar pukul 11.30 WIT. Mereka membawa spanduk dan poster bertuliskan pesan-pesan ekologis dan kemanusiaan, di antaranya:
“Cenderawasih adalah simbol kami dan budaya kami.”
Mahasiswa menegaskan bahwa Mahkota Cenderawasih bukan sekadar hiasan, tetapi lambang kehormatan, identitas, dan jati diri orang Papua. Pembakarannya dinilai sebagai bentuk penistaan budaya dan pelecehan terhadap martabat masyarakat adat.
Polisi Kawal Aksi Damai
Kabag Ops Polresta Jayapura Kota, AKBP Ferdinand Esau Numbery, S.I.K., M.H., menyebut bahwa pihak kepolisian menurunkan 761 personel gabungan dari Polresta, Polda, Brimob, dan Polair untuk menjaga keamanan di sejumlah titik strategis.
“Kami kawal dan dampingi adik-adik mahasiswa agar tidak terjadi miskomunikasi atau hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar AKBP Numbery.
Ia juga menjelaskan bahwa pembatasan area aksi di Lingkaran Abepura dilakukan demi keselamatan publik karena jalur tersebut merupakan rute utama ambulans antara Jayapura dan Sentani.
“Penyampaian aspirasi adalah hak setiap warga, tapi juga harus memperhatikan kepentingan masyarakat luas,” tambahnya.
“Kami Turun untuk Martabat Papua”
Hingga pukul 13.00 WIT, massa aksi membubarkan diri dengan tertib. Namun, sejumlah orator menegaskan bahwa perjuangan mereka belum berakhir.
“Kami turun bukan untuk kerusuhan, tapi untuk menyuarakan luka dan kehormatan rakyat Papua,” tegas salah satu orator dari Gerakan Solidaritas Mahasiswa Uncen.
Para mahasiswa menyerukan agar Majelis Rakyat Papua (MRP) mendengarkan suara rakyat dan menindak tegas setiap bentuk penistaan terhadap budaya Papua.
Sumber : Anak Kampung
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 27 Oktober 2025

0 Komentar