Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

PHK Massal Mei 2025: 62 Ribu Lebih Karyawan Teknologi Dunia Kehilangan Pekerjaan

Jakarta, Olemah.com – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menghantam sektor teknologi global pada Mei 2025. Puluhan ribu karyawan dari perusahaan teknologi raksasa dan startup diberhentikan dalam upaya efisiensi biaya dan penataan ulang strategi perusahaan.

Melansir Tempo.co, berdasarkan data terbaru dari situs pelacakan Layoffs.fyi, sebanyak 62.114 karyawan dari 137 perusahaan teknologi diberhentikan hingga 30 Mei 2025. Tren PHK ini melanda berbagai sektor, mulai dari perangkat lunak, keamanan siber, hingga energi dan teknologi pendidikan.

Berikut daftar perusahaan yang melakukan PHK massal pada Mei 2025:

1. Amazon

Menurut laporan TechCrunch yang dikutip Tempo.co, Amazon memberhentikan sekitar 100 karyawan dari divisi perangkat dan layanan, termasuk tim Alexa, Ring, Echo, hingga robotaxi Zoox. Sejak 2022, Amazon telah memangkas lebih dari 27.000 pekerja demi menekan biaya operasional.

2. Microsoft

Microsoft memangkas lebih dari 6.500 karyawan, atau sekitar 3 persen dari total pekerja globalnya. Ini menjadi gelombang PHK terbesar sejak 2023, saat perusahaan tersebut memberhentikan 10.000 karyawan. Pada Juni 2024, Microsoft memiliki 228.000 karyawan secara global.

3. Chegg

Startup teknologi pendidikan asal San Fransisco ini memangkas 248 karyawan, sekitar 22 persen dari tenaga kerjanya. Keputusan ini diambil karena penurunan lalu lintas pengguna dan sebagai strategi efisiensi.

4. Match Group

Perusahaan induk berbagai aplikasi kencan seperti Tinder dan Match.com mengurangi 325 karyawan, setara 13 persen dari tenaga kerja. PHK ini dilakukan untuk mendukung reorganisasi internal dan menjaga margin keuntungan.

5. CrowdStrike

Perusahaan keamanan siber ini memutuskan untuk memangkas 5 persen tenaga kerjanya secara global, yaitu sekitar 500 orang. Langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi operasional jangka panjang.

6. General Fusion

General Fusion, perusahaan teknologi energi asal Kanada, telah memberhentikan 25 persen tenaga kerjanya. Meskipun sudah mendapatkan pendanaan US$ 440 juta dari investor besar seperti Jeff Bezos dan Temasek Holdings, perusahaan tetap harus melakukan efisiensi.

7. Deep Instinct

Startup keamanan siber asal Israel ini memangkas 20 karyawan, atau 10 persen dari total pekerjanya. Sebelumnya, pada April 2023, Deep Instinct juga telah melakukan langkah PHK serupa.

8. Beam

Beam, startup iklim asal Inggris, menutup operasinya dan memecat sekitar 200 karyawan. Penutupan ini terjadi hanya beberapa bulan setelah perusahaan mengumumkan rencana ekspansi besar-besaran.

Lonjakan PHK ini menunjukkan tekanan yang tengah dihadapi industri teknologi secara global. Analis memperkirakan langkah-langkah efisiensi seperti ini akan terus berlanjut seiring ketidakpastian ekonomi dan ketatnya persaingan pasar.


(Penulis: Wawan)


Posting Komentar

0 Komentar