JAKARTA, OLEMAH.COM – Kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USS Nimitz (CVN-68), dilaporkan mematikan sistem pelacak otomatis atau transponder saat berlayar melintasi wilayah perairan antara Indonesia dan Malaysia. Tindakan ini memicu spekulasi bahwa pergerakan tersebut merupakan bagian dari mobilisasi militer AS menuju kawasan Timur Tengah, di tengah memanasnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Seorang pejabat Pentagon menyebutkan bahwa pemindahan kekuatan militer ini bertujuan untuk memperkuat postur pertahanan AS serta memberikan perlindungan terhadap personel militer yang saat ini berada di kawasan konflik.
“Pemindahan ini bertujuan untuk memperkuat postur pertahanan AS dan melindungi personel militer Amerika yang berada di kawasan tersebut,” ujarnya kepada media.
Selain USS Nimitz, sejumlah kapal perang dan aset strategis Angkatan Laut AS juga disebut masih aktif beroperasi di kawasan Mediterania Timur. Keberadaan mereka bertujuan untuk mendukung berbagai misi keamanan nasional Amerika Serikat, khususnya yang terkait dengan meningkatnya eskalasi militer di wilayah tersebut.
Mengutip laporan dari Fox News, Amerika Serikat turut mengerahkan tambahan jet tempur ke Timur Tengah. Tak hanya itu, masa tugas pasukan udara yang telah ditempatkan sebelumnya juga diperpanjang.
Situasi ini semakin memanas setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Amerika telah menguasai penuh wilayah udara Iran, meskipun diketahui bahwa Teheran memiliki sistem pertahanan udara dan radar yang canggih.
Langkah strategis ini menandai meningkatnya ketegangan geopolitik global yang tak hanya berdampak di kawasan Timur Tengah, tetapi juga menjadi perhatian bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 20 Juni 2025
0 Komentar