Mereka berhasil melewati serangkaian seleksi ketat mulai dari tes administrasi, kesehatan, kesemaptaan jasmani, mental ideologi, hingga kepribadian dan psikologi. Hasil akhir ini menandai mereka sebagai calon prajurit yang layak mengabdi kepada bangsa dan negara.
Sidang Pantukhir Sub Panpus tersebut dipimpin langsung oleh Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Jimmy Ramoz Manalu, di Manokwari, Kamis (17/7/2025). Dari total 542 calon prajurit yang mengikuti seleksi, hampir 50 persen di antaranya adalah putra asli Papua, sebuah capaian yang disebut sebagai angka tertinggi sejak program seleksi berbasis Otonomi Khusus (Otsus) bergulir.
“Ini bukan sekadar data statistik. Mereka adalah harapan baru bagi Bumi Kasuari (Papua Barat),” ujar Aspers Kasdam XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Gunnarto, dalam keterangan pers yang diterima Olemah.com.
Menurutnya, fakta ini mencerminkan semangat dan potensi besar generasi muda Papua untuk menjadi bagian dari TNI AD sekaligus penggerak pembangunan di tanah kelahiran mereka.
Ditempa di Berbagai Kecabangan
Dari 542 calon prajurit yang lulus, 460 orang akan ditempa di kecabangan Infanteri (Rindam XVIII/Kasuari), 40 orang di kecabangan Zeni (Pusdik Zeni), dan 42 orang di kecabangan Kesehatan (Pusdik Bekang).
Gunnarto menegaskan, mereka yang lolos bukan hanya calon prajurit, tetapi juga diharapkan menjadi obor penerang masa depan Papua.
“Putra asli Papua yang lolos ini adalah wajah terbaik daerah. Mereka bukan hanya siap mengabdi sebagai prajurit, tetapi juga pelopor perubahan untuk mendorong kemajuan di tanah kelahiran mereka,” tambahnya.
Orang Tua Calon Prajurit: Terima Kasih TNI
Salah satu orang tua, Yofince Duansiba dari Suku Arfak, Manokwari, mengungkapkan rasa syukurnya setelah putranya lolos menjadi calon prajurit TNI AD.
“Terima kasih kepada TNI, khususnya Kodam XVIII/Kasuari, yang memberikan kesempatan kepada anak kami untuk mengikuti seleksi tanpa biaya. Ini adalah mimpi yang jadi nyata,” ujarnya penuh haru.
Ke depan, para calon prajurit ini akan menjalani pendidikan militer yang intensif untuk membentuk karakter, kemampuan fisik, dan jiwa korsa agar siap menjadi prajurit TNI AD yang profesional, humanis, dan berjiwa nasionalis.
“Mereka adalah simbol harapan dan perubahan bagi Papua Barat serta bangsa Indonesia,” tutup Gunnarto.
Sumber : TribunPapuaBarat.com
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 20 Juli 2025
0 Komentar