Salah satu calon kepala kampung, Asman Murib, menegaskan bahwa pemalangan jalan akan berlangsung lama hingga ada jawaban langsung dari pemerintah daerah.
“Palang ini tidak akan buka, satu minggu sampai bulan pun bisa. Siapapun datang, saya tidak akan buka kecuali Bupati dengan Sekda,” tegas Asman Murib saat ditemui di lokasi aksi.
Honor Rp5 Juta Tidak Dibayarkan Setahun
Sebelumnya, para calon kepala kampung dari 32 distrik di Kabupaten Nduga, sebanyak 105 orang, menerima honor sebesar Rp5 juta per bulan. Kebijakan ini diberlakukan sejak masa kepemimpinan almarhum Bupati Nduga, Yairus Gwijangge. Namun, sejak setahun terakhir, honor tersebut tidak lagi dibayarkan dan bahkan tidak pernah dibahas dalam rapat-rapat pemerintahan.
Asman menuntut agar Bupati Nduga saat ini hadir langsung dan menjelaskan alasan di balik penghentian pembayaran tersebut.
Ancaman Aksi Lebih Lanjut
Dalam orasinya, Asman menyatakan pihaknya siap melakukan aksi lanjutan jika tidak ada tanggapan dari pemerintah.
“Jika Pemerintah Nduga tidak merespons aksi ini, maka pakaian dinas desa dari 32 distrik akan kami kumpulkan di satu tempat dan dibakar di depan kantor bupati,” ancamnya.
Ia juga menegaskan bahwa akses perdagangan dan transportasi darat dari Kenyam menuju Batas Batu akan tetap ditutup hingga ada kejelasan resmi dari Pemerintah Kabupaten Nduga.
“Selama tidak ada tanggapan, jalur ini akan ditutup. Siapa pun yang datang, kami tidak akan membuka akses,” pungkas Asman.
Dampak Aksi
Pemalangan jalan ini berpotensi menghambat aktivitas masyarakat, terutama dalam distribusi barang kebutuhan pokok dan akses transportasi. Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk memberikan solusi agar aktivitas kembali normal.
Sumber : Kaki Abu -
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 14 September 2025
0 Komentar