Intan Jaya, Olemah.com – Sejumlah warga Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, mulai meninggalkan rumah mereka sejak pekan lalu. Gelombang pengungsian ini terjadi setelah pasukan TNI non-organik masuk ke wilayah tersebut pada 11 September 2025.
Informasi yang diterima redaksi menyebutkan, situasi semakin memanas setelah aparat menempati sejumlah fasilitas umum, termasuk rumah ibadah dan sekolah. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat sipil yang sejak enam tahun terakhir hidup dalam bayang-bayang konflik bersenjata antara TNI-Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Koalisi Bersihkan Indonesia sebelumnya merilis laporan yang menyebut terdapat 17 pos militer di Intan Jaya. Banyak di antaranya didirikan di fasilitas publik seperti gereja dan kantor pemerintahan. Amnesty International juga mencatat tren serupa pada tahun 2022.
TNI Tegaskan Hanya Rotasi Pasukan
Menanggapi kabar tersebut, TNI membantah adanya penambahan pasukan baru di Intan Jaya. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, menegaskan bahwa kehadiran personel yang tiba di Sugapa pada 11 September hanyalah bagian dari rotasi rutin.
“Tidak ada penambahan pasukan TNI. Yang dilakukan adalah pergantian personel yang masa tugasnya sudah selesai,” ujar Candra saat dikonfirmasi, Minggu (14/9/2025).
Ia menambahkan, seluruh penempatan personel selalu dilakukan melalui koordinasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat.
TNI Tolak Tuduhan Menduduki Gereja dan Rumah Warga
Candra juga menolak tudingan bahwa aparat menempati rumah warga atau gereja tanpa izin. Menurutnya, kehadiran aparat TNI bertujuan melindungi masyarakat, bukan menimbulkan rasa takut.
“Kehadiran TNI adalah untuk menjaga keamanan warga. Tidak mungkin menempati rumah ibadah atau fasilitas lain tanpa izin,” tegasnya.
Warga Harap Situasi Segera Kondusif
Meski demikian, gelombang pengungsian warga Jalai tetap berlanjut. Mereka khawatir keberadaan aparat di fasilitas umum akan memperburuk kondisi keamanan dan memperpanjang konflik bersenjata yang selama ini membayangi kehidupan sehari-hari.
Warga berharap agar pemerintah pusat dan daerah segera turun tangan mencarikan solusi damai, sehingga aktivitas pendidikan, ibadah, dan perekonomian bisa berjalan kembali dengan normal di Intan Jaya.
Sumber : Kaki Abu -
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 15 September 2025
0 Komentar