Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Warga Distrik Walma Geram: Dana Desa Dihabiskan di Kota, Kelaparan Melanda Kampung

Yahukimo, Olemah.com – Masyarakat Distrik Walma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, meluapkan kekesalan mereka terhadap delapan kepala kampung di wilayah tersebut karena diduga menghabiskan dana desa di kota tanpa memperhatikan kondisi warga di kampung. Hal ini disampaikan oleh masyarakat pada Minggu, 20 Juli 2025, dan kini menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial.

Delapan kampung yang berada di Distrik Walma antara lain Desa Walma, Solinggul, Hontolun, Yetuhup, Weri, Werene, Wewasi, dan Hongkolek. Warga menilai para kepala kampung tidak pernah membawa dana desa turun langsung ke masyarakat. Mereka hanya berada di kota dan menggunakan dana tersebut tanpa transparansi maupun tanggung jawab.

“Kami masyarakat Distrik Walma sedang mengalami musibah kelaparan, tapi kepala desa dan kepala distrik tidak pernah hadir di tempat. Rasanya seperti kami hidup tanpa pemimpin,” ungkap Yeri Pahabol, seorang warga, dalam video yang diunggah oleh akun YouTube Nikson Salak, direkam di halaman SD YPK Waniok.

Dalam video tersebut, warga menyampaikan kondisi darurat yang terjadi: sebanyak 20 ibu-ibu dan 15 pria pingsan setelah pulang dari kebun karena tidak makan sejak pagi. Tak hanya itu, sekitar 20 anak-anak juga mengalami kelaparan parah. Warga khawatir jika kondisi ini terus dibiarkan, akan menimbulkan korban jiwa.

Kepala Suku Pilipi Salak turut membenarkan kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa selama satu bulan terakhir, telah terjadi sembilan kematian dari tiga gereja berbeda akibat dampak kelaparan dan kondisi sosial yang memburuk.

“Dana desa seharusnya digunakan untuk membeli beras atau kebutuhan pokok lain, agar masyarakat bisa bekerja sambil makan. Tapi kepala kampung tidak pernah turun ke kampung, kami tidak tahu mereka ada atau tidak,” kata Pilipi Salak.

Menurut masyarakat, distrik lain di Yahukimo sudah menyalurkan dana desa ke kampung-kampung, sementara Distrik Walma justru tidak menunjukkan langkah nyata. Kebiasaan kepala kampung menghabiskan anggaran di kota dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap rakyat.

Perwakilan mahasiswa, Aman Silak, mengecam keras tindakan para kepala kampung. Ia menyebut mereka sebagai "tikus berdasi" yang menikmati dana otsus dan dana desa di atas penderitaan masyarakat. Bahkan, ia mengutip tindakan revolusioner Musa dalam Kitab Keluaran 2:12 untuk menekankan bahwa ketidakadilan tidak bisa dibiarkan.

“Jika tidak ada perubahan, lebih terhormat para tikus berdasi itu diadili, karena mereka tidak layak menyandang jabatan,” tegas Aman Silak.

Situasi ini menjadi sinyal darurat bagi Pemerintah Kabupaten Yahukimo dan aparat penegak hukum untuk segera turun tangan. Penelusuran dana desa dan penegakan sanksi terhadap kepala kampung yang menyalahgunakan kewenangannya menjadi tuntutan utama masyarakat Walma saat ini.


Sumber : Natan Sama

Editor : Redaksi Olemah

Website      : www.olemah.com

Diterbitkan : 25 Juli 2025

Posting Komentar

0 Komentar