Papua Selatan, Olemah.com — Kapolres Papua Selatan menyampaikan permintaan maaf atas tindakan intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum anggota kepolisian terhadap massa aksi di Merauke, Kamis (21/8/2025).
Dalam keterangannya, Kapolres menegaskan bahwa tindakan oknum tersebut dilakukan tanpa perintah pimpinan dan saat ini sudah ditangani secara internal.
"Atas nama Kapolres, saya meminta maaf atas kejadian tersebut. Kami akan tindak tegas oknum tersebut. Propam sudah saya perintahkan untuk memeriksa, dan prosesnya akan dilakukan secara terbuka serta transparan," tegas Kapolres.
Tiga Tuntutan Utama Aksi Demo
Aksi unjuk rasa yang digelar masyarakat Merauke dipimpin oleh jenderal lapangan, Andika Labobar. Ia menyebutkan terdapat tiga tuntutan utama yang disuarakan dalam aksi tersebut, yakni:
Transparansi anggaran Telkom melalui BUMN.
Masuknya provider lain ke Merauke sebagaimana pernah dijanjikan pemerintah sejak 2003 namun belum terealisasi hingga kini.
Kompensasi dari Telkom kepada pengguna layanan baik pelanggan IndiHome maupun paket data Telkomsel.
Andika menegaskan, aksi ini merupakan peringatan keras bagi Telkom agar tidak main-main dengan pelayanan jaringan. Menurutnya, gangguan jaringan internet yang berulang hampir setiap tahun telah merugikan masyarakat luas.
"Jaringan internet sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Banyak orang yang menggantungkan mata pencaharian dari jaringan ini. Apa yang kami lakukan hari ini adalah tamparan bagi Telkom agar kejadian seperti ini diminimalisir dan tidak terulang kembali," ujarnya.
Puncak Kemarahan Masyarakat Merauke
Menurut Andika, aksi terhadap Kantor Telkom merupakan puncak dari kemarahan masyarakat Merauke. Ia menyebut, sudah delapan kali terjadi putus jaringan dalam kurun waktu tertentu, namun Telkom dan pemerintah tidak mengambil langkah serius untuk mengatasinya.
"Mengapa kami sebut pemerintah? Karena pemerintah terkesan menutup telinga. Delapan kali kejadian, tapi tidak ada tindakan nyata untuk mencari solusi, khususnya terkait masalah internet," jelasnya.
Andika juga menyayangkan adanya insiden antara oknum aparat dan masyarakat dalam aksi tersebut. Ia menegaskan bahwa tujuan aksi murni untuk menyampaikan aspirasi rakyat, bukan untuk bentrok.
"Kami datang murni membawa aspirasi masyarakat. Kami tidak ingin ada bentrok antara masyarakat, mahasiswa, maupun dengan aparat. Kejadian tadi di luar konsep aksi yang kami lakukan," pungkasnya.
Sumber : Kaki Abu
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 21 Agustus 2025
0 Komentar