Dalam wawancara bersama Tim Redaksi Olemah, Jimi menjelaskan bahwa usaha ini sudah ia rencanakan sejak tahun 2020. Namun, karena terkendala finansial, usaha tersebut baru bisa berjalan pada tahun 2025.
“Sebenarnya bahan-bahan sudah saya siapkan sejak 2020, tapi karena kekurangan modal baru bisa mulai tahun ini,” jelas Jimi.
Air Bersih dari Sumber Masi
Depot air minum milik Jimi mengambil pasokan air dari sumber mata air di Masi, yang diangkut menggunakan truk ke tempat usahanya di Dekai. Ia menegaskan bahwa tidak menggunakan sumur bor karena kualitas air sumur di Yahukimo dinilai kurang baik untuk kesehatan.
“Air sumur bor di sini kurang bagus untuk kesehatan, jadi kami ambil langsung dari sumber mata air,” tambahnya.
Harga Terjangkau untuk Masyarakat
Untuk harga, Jimi menetapkan biaya yang cukup terjangkau, yakni Rp10.000 per galon jika konsumen mengambil langsung di depot, dan Rp15.000 per galon untuk layanan antar. Meski begitu, saat ini ia belum melakukan layanan antar, karena usaha masih dalam tahap awal.
Pesan untuk Generasi Muda Papua
Jimi juga memberikan pesan inspiratif kepada generasi muda Yahukimo agar tidak gengsi memulai usaha dari nol.
“Ini tanah kita, rumah kita, tidak akan ke mana-mana. Mari, sesama anak Papua, kita kerja sama bangun negeri ini,” ujarnya penuh semangat.
Ia menekankan pentingnya kemandirian dan tidak selalu bergantung pada pemerintah atau berharap menjadi ASN.
“Jangan tunggu jadi ASN, kita tidak punya orang dalam. Jangan juga mengemis ke pemerintah. Ayo kita kerja, cari makan sendiri,” tegas Jimi.
Kehadiran depot air minum ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Yahukimo akan air bersih sekaligus menjadi contoh nyata bahwa anak muda Papua bisa sukses lewat jalur wirausaha.
Sumber : Kaki Abu
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 05 September 2025
0 Komentar