Pelatihan yang berlangsung selama empat hari di Aula Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua, Kota Jayapura ini merupakan kolaborasi antara Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKLK) Kemendikbudristek dengan Korps Relawan Bencana Himpunan Psikologi Indonesia (KRESNA HIMPSI).
Acara ini secara resmi dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Ojat Darojat, serta dihadiri oleh pejabat lintas kementerian, seperti Jazziray Hartoyo (Asisten Deputi PAUD dan Dasar Kemenko PMK), Saryadi (Direktur PKLK Kemendikbudristek), dan Anrilia E.M. Nidyah, Ph.D., Psikolog, selaku Ketua Umum KRESNA HIMPSI.
Apresiasi untuk Guru di Daerah Rawan Konflik
Kepala Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTP) Provinsi Papua, Fatkurohmah, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan kebanggaan terhadap dedikasi para guru Yahukimo yang tetap menjalankan tugas di tengah keterbatasan dan ancaman keamanan.
"Walau berada di daerah terisolir dan rawan konflik, para guru tetap hadir bagi anak-anak. Ini bentuk keberanian dan tanggung jawab luar biasa," ujar Fatkurohmah.
Ia berharap pelatihan ini menjadi ruang aman untuk para guru memulihkan luka batin, merefleksi pengalaman, dan membangkitkan kembali semangat mengajar.
Program Pemulihan Menyeluruh
Direktur PKLK Kemendikbudristek, Saryadi, menjelaskan bahwa Training As Healing bukan hanya pelatihan teknis, melainkan proses pemulihan menyeluruh mencakup aspek emosional, mental, dan sosial.
“Kami ingin guru-guru dibekali teknik self healing, mendapat dukungan psikososial, dan termotivasi kembali untuk melanjutkan peran strategis mereka sebagai pendidik,” kata Saryadi.
Pelatihan berlangsung dalam metode partisipatif, termasuk sesi individu, relaksasi, terapi kelompok, teknik pernapasan, hingga refleksi bersama.
Peran Guru sebagai Agen Pemulih
Deputi Kemenko PMK, Ojat Darojat, menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk memperkuat ketahanan mental guru di daerah konflik seperti Yahukimo.
“Profesi guru adalah panggilan. Kita tidak bisa memilih tempat tugas, tapi bisa memilih untuk tetap mengabdi. Pelatihan ini membantu guru tetap tangguh dan menjadi pemulih di tengah trauma,” ujar Ojat.
Psikolog HIMPSI, Anrilia E.M. Nidyah, Ph.D., menyebut pelatihan ini sebagai tahap awal pemetaan kondisi psikologis guru dan pentingnya intervensi berkelanjutan.
“Kami ingin guru bisa menolong dirinya dulu, lalu menjadi agen pemulih bagi lingkungan sekitar. Ini pondasi untuk membangun sistem pendampingan psikologis yang kuat di Papua Pegunungan,” tegas Anrilia.
Ia menambahkan bahwa pelatihan akan ditutup dengan sesi khusus layanan psikologis mendalam yang disesuaikan dengan kondisi peserta.
Harapan untuk Pendidikan Papua Pegunungan
Pelatihan Training As Healing diharapkan menjadi titik awal pemulihan psikologis dan penguatan kapasitas guru dalam menjalankan pendidikan di daerah pedalaman Papua. Para peserta diharapkan pulih secara emosional dan kembali termotivasi dalam mendidik generasi muda di wilayah yang selama ini terdampak konflik.
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 19 Juni 2025
0 Komentar