Bandung Barat, Olemah.com – Kasus dugaan keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali mengguncang Indonesia. Di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, lebih dari 1.000 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi menu MBG. Pemerintah daerah menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Jumlah Korban Tembus 1.171 Siswa
Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotima, menyebut total korban yang ditangani sejak Senin hingga Rabu (22–24/9) mencapai 1.171 siswa. Angka ini melonjak dari laporan awal yang hanya ratusan.
“Sebagian besar korban mengeluhkan sakit perut, pusing, mual, hingga sesak napas. Gejala ini tidak lazim karena biasanya keracunan ditandai diare, tetapi pada kasus ini tidak ditemukan,” jelas Yuyun di Posko KLB Keracunan MBG Cipongkor.
Beberapa siswa yang sempat dirawat sehari sebelumnya, kembali datang karena kondisi kesehatannya memburuk. Para korban dirawat di posko darurat, Puskesmas setempat, hingga RSUD Cililin.
Dugaan Kelalaian Teknis Dapur SPPG
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan penyebab sementara keracunan diduga akibat kesalahan teknis Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“SPPG memasak terlalu awal, sehingga makanan disimpan terlalu lama sebelum didistribusikan,” kata Dadan usai meninjau lokasi, Rabu (24/9).
Atas kejadian ini, operasional SPPG di Cipongkor untuk sementara dihentikan. Sebanyak 85 dapur penyedia MBG di Kabupaten Bandung Barat sedang dievaluasi.
Pemkab Bandung Barat Tetapkan Status KLB
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, memastikan pemerintah daerah bergerak cepat dengan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Kita sudah tetapkan status KLB agar penanganan lebih cepat, menyeluruh, dan terkoordinasi,” ujarnya.
Selain Cipongkor, keracunan massal juga dilaporkan di Kecamatan Cihampelas dengan lebih dari 60 korban tambahan. Sampel muntahan siswa dan sisa makanan MBG telah diambil Dinas Kesehatan untuk diteliti lebih lanjut.
Kritik terhadap Program MBG
Sejumlah orang tua korban mengaku kecewa dan meminta program MBG dihentikan sementara. Mereka mengusulkan agar bantuan dialihkan dalam bentuk uang tunai supaya bisa mengolah makanan sendiri.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat kasus keracunan MBG secara nasional sejak Januari hingga 21 September 2025 telah menimpa 6.452 anak, belum termasuk kasus terbaru di Bandung Barat.
“Pemerintah seharusnya menetapkan program MBG ini sebagai KLB nasional dan melakukan evaluasi total,” kata Ubaid Matraji, Koordinator Nasional JPPI.
Kasus Serupa di Daerah Lain
Keracunan MBG juga dilaporkan di sejumlah daerah:
Mamuju, Sulawesi Barat: belasan siswa keracunan usai mengonsumsi saus kedaluwarsa.
Ketapang, Kalimantan Barat: 25 siswa dan guru keracunan setelah menyantap menu MBG berupa ikan hiu goreng. Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui ini sebagai kelalaian serius.
Pemerintah Pusat Tetap Jalankan Program
Meski menuai kritik, pemerintah pusat menegaskan program MBG tidak akan dihentikan. Menko PMK Muhaimin Iskandar mengatakan, setiap kasus akan dijadikan bahan evaluasi.
“Tidak ada rencana penyetopan. Tapi tentu semua kejadian harus jadi bahan pembenahan,” kata Cak Imin, Rabu (24/9).
Sementara itu, APBN 2026 sudah mengalokasikan Rp355 triliun untuk program MBG, menjadikannya salah satu prioritas nasional pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sumber : BBC News Indonesia
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 25 September 2025
0 Komentar