Dalam sambutannya, Ketua DPD Partai Hanura Yahukimo, Kenius Heselo menegaskan bahwa jabatan adalah titipan Tuhan. Ia mengajak seluruh pihak untuk bekerja dengan tulus dan meninggalkan persaingan politik.
“Politik sudah selesai, sekarang saatnya kita bekerja,” tegas Kenius.
Setelah ibadah selesai, dalam sesi jumpa pers, Kepala Distrik Musaik, Silas Payage menyampaikan aspirasi terkait infrastruktur di wilayahnya. Ia mengungkapkan bahwa terdapat dua lokasi lapangan terbang (lapter) yang telah dibangun secara swadaya oleh masyarakat dan telah disurvei oleh pihak bandara, namun hingga kini belum mendapatkan subsidi dari pemerintah.
“Kami harap pemerintah daerah Yahukimo bisa memperhatikan ini,” ujar Silas.
Sementara itu, Ahas Senik yang juga merupakan kader Partai Hanura, menepis stigma negatif terhadap Distrik Musaik yang selama ini dianggap sebagai zona merah. Ia menegaskan bahwa saat ini telah terjadi kesepahaman dan kerja sama antara gereja, para kepala kampung, tokoh masyarakat, serta pihak pemerintah distrik.
“Saya siap bertanggung jawab sebagai Anggota DPRK. Saya mohon agar pemerintah segera memberikan subsidi untuk pembangunan dua lapter tersebut, serta memperhatikan sektor pendidikan dan kesehatan di Distrik Musaik,” ucap Ahas dengan tegas.
Dukungan juga datang dari tokoh pemuda setempat, Perik Heluka, yang menyoroti ketimpangan dalam penyaluran dana Otonomi Khusus (Otsus).
“Jumlah kampung di Distrik Musaik sudah tercatat oleh Bappeda untuk penganggaran, tapi pembangunan seakan entah ke mana. Kami minta hak kami diberikan,” ungkap Perik.
(Penulis: Kaki Abu)
0 Komentar