Namun, kemenangan tersebut tercoreng oleh laporan dugaan ujaran rasis dari oknum suporter terhadap dua pemain Papua. Mayor Djoko Purwoko menilai bahwa insiden ini bukan sekadar persoalan sepak bola, tetapi merupakan pelanggaran serius terhadap nilai-nilai kebhinekaan dan kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
Desak PSSI dan Komdis Tindak Tegas Pelaku Rasisme
Dalam pernyataan resminya yang diterima oleh RRI pada Minggu (4/5/2025), Mayor Djoko menegaskan bahwa rasisme adalah kejahatan sosial yang harus dihukum secara pidana. Ia mendesak PSSI dan Komisi Disiplin (Komdis) untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap kasus ini, dengan tiga langkah konkret:
1️⃣ Memberikan sanksi pengurangan poin kepada Persib Bandung sebagai bentuk tanggung jawab atas perilaku sebagian pendukungnya.
2️⃣ Mendorong proses hukum terhadap pelaku ujaran rasis sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ITE dan KUHP tentang diskriminasi rasial.
3️⃣ Menguatkan sistem edukasi dan kampanye nasional anti-rasisme di dunia sepak bola Indonesia.
"Sebagai aparat teritorial yang berdinas di Kodam XVII/Cenderawasih, saya tahu betapa beratnya menjaga kondusifitas di Papua. Ujaran kebencian kepada anak-anak Papua, baik secara langsung maupun di media sosial, menimbulkan luka mendalam," ujar Djoko.
Mayor Djoko menegaskan bahwa menghina orang Papua berarti menghina nilai luhur Pancasila. Ia berharap insiden ini menjadi momentum untuk perbaikan sepak bola nasional, yang menjunjung tinggi semangat persatuan dan keadilan.
Panggilan untuk Kebersamaan dan Keadilan
Mayor Djoko mengajak seluruh pihak, termasuk klub sepak bola, PSSI, dan pemerintah, untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga.
"Saya mengajak seluruh klub, PSSI, dan pemerintah, jadikan peristiwa ini sebagai bukti nyata bahwa Indonesia berdiri di atas semangat persatuan dan keadilan," tegasnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak Persib Bandung belum memberikan keterangan atau tanggapan resmi terkait dugaan tindakan rasisme tersebut.
Mengapa Rasisme Harus Dihentikan di Sepak Bola?
Rasisme dalam sepak bola bukan hanya merusak citra olahraga itu sendiri, tetapi juga mencederai semangat kebersamaan dan sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi. Kasus ini menunjukkan perlunya langkah nyata untuk memberantas rasisme dari segala aspek, baik di stadion, media sosial, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Sepak bola seharusnya menjadi ajang pemersatu, bukan arena yang memicu perpecahan. Pemerintah, PSSI, dan seluruh stakeholder sepak bola Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
(Penulis Wawan)
0 Komentar