Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Ketegangan Iran-Israel Memuncak: Medvedev Sebut Negara Siap Pasok Nuklir ke Teheran, AS Disorot

MOSKOW. OLEMAH.COM – Krisis geopolitik di Timur Tengah kian membara setelah Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas nuklir Iran. Aksi militer ini merupakan bagian dari rangkaian operasi militer Israel terhadap Iran yang dimulai sejak 13 Juni lalu, menyulut konflik terbuka antar kedua negara.

Dalam eskalasi terbaru, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Ia menyebut bahwa beberapa negara siap memasok senjata nuklir ke Teheran, sebuah pernyataan yang menambah kekhawatiran akan meningkatnya risiko perang berskala besar di kawasan tersebut.

“Ketegangan ini bukan lagi konflik regional. Beberapa negara tengah mempertimbangkan opsi ekstrem, termasuk dukungan senjata nuklir kepada Iran,” ujar Medvedev dalam konferensi pers di Moskow.

Tak hanya itu, Medvedev juga menyampaikan kritik tajam terhadap mantan Presiden AS Donald Trump, yang dinilai gagal memenuhi janji kampanyenya sebagai tokoh pembawa perdamaian dunia.

“Trump telah mengingkari peran perdamaian yang ia janjikan. Dengan keterlibatan militer seperti ini, peluangnya untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian kini telah tertutup rapat,” tegas Medvedev.

Korban Terus Bertambah di Kedua Sisi

Konflik ini telah menyebabkan kerugian besar di pihak sipil. Pemerintah Israel melaporkan sedikitnya 25 warga tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan rudal balasan dari Iran.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan korban jauh lebih besar, dengan 430 warga tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat gempuran militer Israel yang terus berlangsung selama beberapa pekan terakhir.

Ancaman Perang Global dan Krisis Nuklir

Para analis menilai, eskalasi ini bukan sekadar konfrontasi Iran-Israel, melainkan konflik yang berpotensi menyeret kekuatan-kekuatan besar dunia, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, ke dalam perang terbuka.

Isu nuklir pun kembali menjadi sorotan utama, mengingat potensi kehancuran massal yang bisa terjadi jika konflik ini meluas dan benar-benar melibatkan senjata pemusnah massal.

Seruan Dunia untuk Menahan Diri

Sejumlah negara, termasuk anggota Dewan Keamanan PBB, telah menyerukan gencatan senjata dan dialog diplomatik untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban sipil dan menghindari kehancuran yang lebih luas di kawasan.

Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda konkret bahwa konflik akan segera mereda. Justru sebaliknya, dinamika politik dan militer yang terus berkembang menunjukkan bahwa dunia sedang berada di ujung tanduk konfrontasi besar.


Editor : Redaksi Olemah 

Website         : www.olemah.com

Diterbitkan : 23 Juni 2025


Posting Komentar

0 Komentar