Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Meski Terdesak Perang, Hamas Masih Bayar Gaji 30 Ribu PNS Gaza Lewat Sistem Tunai Rahasia

GAZA, OLEMAH.COM – Di tengah gempuran militer Israel yang telah berlangsung hampir dua tahun di Jalur Gaza, kelompok Hamas dilaporkan masih mampu membayar gaji ribuan pegawai negeri sipil (PNS) melalui sistem pembayaran tunai rahasia. Padahal, kekuatan militer dan kepemimpinan politik Hamas disebut semakin melemah akibat perang berkepanjangan.

Menurut laporan BBC pada Kamis (7/8/2025), Hamas terus membayar sekitar 30 ribu pegawai negeri sipilnya dengan total dana mencapai 7 juta dollar AS atau sekitar Rp 114,3 miliar, setiap beberapa pekan. Sistem ini tetap berjalan meski sebagian besar infrastruktur administrasi dan keuangan mereka hancur akibat serangan Israel.

Tiga PNS yang diwawancarai BBC membenarkan bahwa mereka telah menerima sekitar 300 dollar AS (Rp 4,9 juta) dalam satu minggu terakhir. Mereka termasuk dari ribuan pegawai yang kini masih mendapatkan setidaknya 20 persen dari gaji normal sebelum perang, dalam interval sekitar 10 minggu.

Dana Simpanan Hamas Capai Rp 11,4 Triliun

Pada Maret 2025, militer Israel mengklaim telah membunuh Ismail Barhoum, kepala keuangan Hamas, dalam serangan di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis. Barhoum dituduh mengalirkan dana untuk sayap militer Hamas.

Namun, meski pemimpinnya tewas dan infrastruktur finansial hancur, Hamas ternyata masih mampu bertahan. Seorang mantan pejabat senior Hamas yang akrab dengan operasional keuangan kelompok itu menyebut bahwa sebelum perang besar meletus pada 7 Oktober 2023, Hamas sudah menyimpan sekitar 700 juta dollar AS (Rp 11,4 triliun) dalam bentuk uang tunai dan shekel, disembunyikan di jaringan terowongan bawah tanah.

Dana itu diduga dikelola langsung oleh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dan saudaranya Mohammed Sinwar, yang kini keduanya telah dilaporkan tewas dalam serangan Israel.

Dari Pajak, Rokok Mahal, hingga Bantuan Iran

Hamas secara historis memperoleh pendanaan dari bea impor dan pajak lokal, serta bantuan dari Qatar. Untuk operasional militernya, sayap bersenjata Brigade Qassam disebut menerima bantuan finansial besar dari Iran.

Bahkan, menurut pejabat senior dari Ikhwanul Muslimin, sekitar 10 persen dari anggaran organisasi itu dialirkan untuk Hamas.

Di tengah perang, Hamas juga tetap memungut pajak dari pedagang lokal dan menjual rokok dengan harga yang melambung hingga 100 kali lipat. Sebagai contoh, satu bungkus rokok yang sebelumnya seharga 5 dollar AS (Rp 81.494) kini dijual lebih dari 170 dollar AS (Rp 2,7 juta).

Kondisi ini diperparah dengan kelangkaan makanan ekstrem di Gaza. Harga tepung per kilogram mencapai 80 dollar AS (Rp 1,3 juta), rekor tertinggi sepanjang sejarah Palestina.

Distribusi Gaji PNS: Rumit, Rahasia, dan Berbahaya

Tanpa sistem perbankan aktif, Hamas mengandalkan metode distribusi uang yang sangat tertutup dan berisiko. Para pegawai—dari polisi hingga petugas pajak—menerima pesan terenkripsi di ponsel pribadi atau milik pasangan mereka.

Pesan itu menginstruksikan lokasi dan waktu untuk “bertemu teman minum teh”—kode untuk mengambil gaji secara langsung. Di titik temu, seorang pria atau wanita misterius akan datang menyerahkan amplop berisi uang tunai, kemudian segera menghilang tanpa komunikasi lebih lanjut.

Israel secara aktif berusaha mengganggu sistem ini dengan menargetkan para distributor gaji tersebut.


Sumber : BBC, Kompas.com

Editor : Redaksi Olemah

Website      : www.olemah.com

Diterbitkan : 08 Agustus 2025

Posting Komentar

0 Komentar