Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

AS Bantah Rencana Bangun Pangkalan Militer di Perbatasan Gaza, Sebut Laporan Media Israel Tidak Akurat

Washington, Olemah.com – Gedung Putih secara tegas membantah laporan media Israel yang menyebut Amerika Serikat berencana membangun pangkalan militer sementara di perbatasan Jalur Gaza. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa kabar tersebut tidak berdasar dan bukan bagian dari kebijakan resmi pemerintah AS.

Menurut Leavitt, laporan itu berasal dari salah tafsir atas sebuah dokumen internal berupa permintaan informasi dari seorang staf Departemen Angkatan Laut AS mengenai “ide” yang tidak pernah dibahas sebagai rencana aktual.

“Laporan itu hanya didasarkan pada selembar dokumen, berupa permintaan informasi tentang sebuah ide yang mungkin terjadi di masa depan. Reporter tersebut menafsirkannya sebagai rencana resmi. Saya sudah memeriksa langsung ke tingkat tertinggi pemerintah federal Amerika Serikat,” kata Leavitt seperti dikutip Anadolu, Rabu.

Ia menegaskan bahwa AS tidak memiliki minat dan tidak sedang mempertimbangkan pembangunan pangkalan militer baru di Gaza.

Laporan Media Israel Disebut Keliru

Sebelumnya, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengutip pejabat anonim yang menyebut bahwa Washington tengah menyiapkan proyek pangkalan militer besar senilai US$500 juta di perbatasan Gaza. Jika benar, pangkalan itu akan menjadi yang pertama milik AS di wilayah pendudukan Israel dan menandai “eskalasi signifikan” keterlibatan militer Amerika.

Namun, Gedung Putih menolak klaim tersebut.

“Ini bukan sesuatu yang diminati atau sedang dilakukan oleh Amerika Serikat saat ini,” tegas Leavitt.

Pentagon Ikut Membantah

Departemen Pertahanan AS (Pentagon) turut membantah laporan tersebut. Seorang pejabat senior yang berbicara kepada Yeni Safak menyatakan bahwa AS memang terlibat dalam perencanaan pasukan stabilisasi internasional sebagai bagian dari upaya perdamaian Gaza, tetapi tidak ada pasukan AS yang akan ditempatkan di Gaza.

“Yang jelas, tidak ada pasukan AS yang akan dikerahkan ke Gaza. Laporan apa pun yang menyatakan sebaliknya adalah salah,” ujar pejabat tersebut.

Saat ini, sekitar 200 personel militer AS berada di Kiryat Gat, Israel selatan, untuk memantau implementasi gencatan senjata termasuk distribusi bantuan kemanusiaan melalui Pusat Koordinasi Sipil–Militer.

AS Fokus pada Rencana Perdamaian Gaza

Leavitt menambahkan bahwa Presiden Donald Trump tetap pada sikapnya untuk tidak mengirim pasukan darat ke Timur Tengah.

“Presiden sangat jelas bahwa ia tidak ingin melihat pasukan darat terlibat dalam situasi di Timur Tengah. Kami telah mencapai kemajuan besar dalam rencana perdamaian di Gaza, dan kami ingin proses itu terus berlanjut,” katanya.

Rencana gencatan senjata yang didukung AS meliputi:

1. pembebasan sandera,

2. rekonstruksi bertahap Gaza,

3. pembentukan pemerintahan baru tanpa Hamas.

Konflik antara Israel dan kelompok bersenjata di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 69.000 warga Palestina.

Namun, meskipun gencatan senjata berlangsung, Israel disebut masih melakukan serangan yang menewaskan 242 warga Palestina dan merusak lebih dari 1.500 bangunan, menurut citra satelit BBC Verify yang dirilis Rabu lalu.


Sumber : Gedung Puti

Editor : Redaksi Olemah

Website : www.olemah.com

Diterbitkan : 15 November 2025

Posting Komentar

0 Komentar