Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Pengungsi Gearek dan Pasir Putih Mulai Kembali Pulang, YKKMP Dorong Kerja Sama Kemanusiaan

NDUGA, Olemah.com — Pengungsi asal Distrik Gearek dan Distrik Pasir Putih, Kabupaten Nduga, yang sebelumnya mengungsi ke Keneyam dan Kampung Yunusugu, mulai kembali ke kampung halaman mereka. Proses pemulangan ini tidak terlepas dari upaya kemanusiaan yang dilakukan Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) melalui pemasangan baliho perdamaian dan pendampingan langsung kepada warga terdampak konflik.

Pengungsian terjadi setelah adanya penyerangan melalui udara oleh aparat TNI non-organik di Distrik Gearek pada 12 Desember 2025. Peristiwa tersebut memaksa masyarakat meninggalkan kampung dan mengungsi ke beberapa wilayah, di antaranya Kampung Yunusugu (Kabupaten Asmat) dan ibu kota Kabupaten Nduga, Keneyam.

Setelah tim kemanusiaan YKKMP melakukan pemasangan baliho di Distrik Gearek dan Distrik Pasir Putih sebagai simbol jaminan kemanusiaan dan keselamatan warga sipil, pengungsi yang berada di Kampung Yunusugu mulai kembali ke Distrik Pasir Putih pada 18 Desember 2025 dan menempati kembali rumah-rumah mereka.

Bupati Nduga Temui Pengungsi di Keneyam

Pada Senin, 22 Desember 2025 sekitar pukul 14.30 WIT, Yoas Peyon, Bupati Kabupaten Nduga, melakukan kunjungan langsung ke lokasi pengungsian di SD Inpres Keneyam. Sebanyak 71 pengungsi asal Distrik Gearek masih bertahan di lokasi tersebut sejak 13 Desember 2025.

Dalam pertemuan itu, seorang ibu pengungsi yang enggan disebutkan namanya menyampaikan secara langsung kronologi penyerangan udara yang dialami masyarakat pada 12 Desember 2025. Ia juga menyatakan kerinduan warga untuk merayakan Natal di kampung halaman mereka sendiri.

“Kami tidak mau merayakan Natal di sini. Kami rindu Natal di kampung kami, di Gearek,” ungkapnya di hadapan Bupati.

Tim Kemanusiaan Dorong Pemulangan Pengungsi

Pembela HAM Papua sekaligus Ketua Tim Kemanusiaan Distrik Gearek, Theo Hesegem, menjelaskan kepada Bupati bahwa pemasangan baliho dan pendampingan kemanusiaan dilakukan agar warga dapat kembali dengan rasa aman.

Ia menyampaikan bahwa sejak pertemuan dengan para pengungsi pada 15 Desember 2025, warga secara tegas menyatakan keinginan untuk kembali ke kampung dan merayakan Natal di tanah mereka sendiri.

Theo juga menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolres dan Dandim 1706 Nduga terkait rencana pemantauan dan pemasangan baliho di Distrik Gearek dan Pasir Putih, sehingga wilayah tersebut dinilai cukup aman untuk pemulangan warga.

“Pemulangan ini adalah keinginan pengungsi sendiri. Pemerintah hanya memfasilitasi agar hak mereka terpenuhi secara manusiawi,” ujarnya.

Pemkab Nduga Fasilitasi Pemulangan, Salurkan Bantuan Rp200 Juta

Menanggapi aspirasi tersebut, Bupati Nduga Yoas Peyon menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa yang terjadi di Distrik Gearek. Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena baru dapat menemui pengungsi akibat agenda kedinasan di Jakarta.

Bupati menyatakan harapannya agar para pengungsi dapat kembali ke kampung halaman mereka paling lambat 23 Desember 2025, sehingga bisa merayakan Natal dengan tenang.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Bupati Nduga menyerahkan bantuan dana sebesar Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk memfasilitasi proses pemulangan pengungsi ke Distrik Gearek.

Laporan Investigasi Diserahkan ke Bupati

Dalam kunjungan tersebut, para pengungsi juga menyerahkan laporan hasil investigasi penyerangan di Distrik Gearek yang dilakukan Tim Kemanusiaan Gearek. Tim ini terdiri dari unsur YKKMP, DPRK, dan Pemerintah Kabupaten Nduga, dan dipimpin langsung oleh Theo Hesegem.

Sesuai kesepakatan bersama, sebanyak 71 pengungsi dijadwalkan kembali ke kampung halaman pada 23 Desember 2025 melalui jalur darat dari batas Kabupaten Asmat menuju Distrik Gearek.

Sorotan Pengungsi Internal Papua

Direktur Eksekutif YKKMP menegaskan bahwa upaya pemulangan pengungsi dan pemasangan baliho dilakukan atas inisiatif kemanusiaan lembaga, tanpa dukungan langsung dari pemerintah.

Ia juga mengingatkan bahwa konflik bersenjata di Papua telah menyebabkan sekitar 103.000 pengungsi internal, berdasarkan data Human Rights Monitor (HRM), yang menjadi sorotan dunia internasional.

“Upaya ini adalah bagian dari rehabilitasi kemanusiaan dan pemulihan nama baik Republik Indonesia di mata internasional,” tegas Theo Hesegem.

Selain di Gearek, YKKMP juga tengah melakukan upaya serupa di Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo. Lembaga ini berharap pemerintah pusat hingga daerah, serta TNI dan Polri, melakukan evaluasi serius terhadap konflik bersenjata di Papua agar tidak terus mengorbankan warga sipil.

Sumber : Theo Hesegem

Editor : Redaksi Olemah

Website : www.olemah.com

Diterbitkan : 23 Desember 2025

Posting Komentar

0 Komentar