Wamena, Olemah.com – Di tengah proses hukum yang masih berlangsung atas kasus penembakan tragis terhadap Thobias Silak, seorang pemuda Papua yang tewas ditembak aparat Brimob di Dekai, Yahukimo, suara pilu datang dari sosok yang paling terluka: ibunda kandung almarhum.
Ia hadir di depan gedung Pengadilan Negeri Wamena, bukan hanya sebagai saksi duka, tetapi sebagai simbol jeritan ibu Papua yang kehilangan anaknya tanpa alasan yang jelas.
"Darimanakah keadilan itu datangnya… Aku melayangkan mataku ke mana-mana, tapi semuanya jauh dari harapan," ucap sang ibu dengan lirih, sambil menatap lantai bumi Wamena yang seolah basah oleh air mata dan darah anaknya.
Kalimat itu menggetarkan hati para aktivis, keluarga korban, dan massa aksi yang mendampingi jalannya sidang lanjutan ke-8 pada Rabu, 7 Agustus 2025. Di tengah penjagaan ketat aparat dan proses sidang yang dinilai tidak adil karena saksi kunci dari Yahukimo belum juga dihadirkan, suara sang ibu menjadi pernyataan moral yang tak terbantahkan.
Ia menambahkan,
"Mamamu hanya menunduk di bumi kita yang penuh darah dan daging manusia Papua ini. Kalau keadilan di dunia terlalu berat dijangkau, biarlah kami menanti di akhirat."
Kalimat itu seakan menjadi pukulan bagi hati nurani para penegak hukum Republik ini. Thobias Silak, putra asli Papua, tewas dalam insiden penembakan pada 2023 yang hingga kini proses hukumnya dinilai lamban dan tidak transparan.
1. Massa aksi yang hadir bersama ibunda almarhum menuntut empat hal utama:
2. Jaksa Penuntut Umum (JPU) harus menghadirkan saksi dari Yahukimo.
3. Usut tuntas pelaku penembakan dan siapa pun yang memberi perintah.
4. Komnas HAM RI segera mengirim tim khusus ke Wamena untuk mengawal kasus ini.
Negara wajib memberikan kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi bagi keluarga korban.
Koordinator Front Aksi Wamena, Mijnus K. Ibage, menyampaikan bahwa kehadiran ibu korban adalah pengingat bahwa hukum di negeri ini tidak boleh tuli terhadap air mata seorang ibu.
"Di balik nisan Thobias Silak, ada seorang ibu yang masih menunggu keadilan. Sampai kapan?"
Sumber : Kaki Abu
Editor : Redaksi Olemah
Website : www.olemah.com
Diterbitkan : 08 Agustus 2025
0 Komentar